top of page
Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia

Kaji Peluang Pertumbuhan Ekonomi melalui FTA Indonesia-Korea Selatan dan Indonesia-Pakistan

Diperbarui: 29 Nov 2023

Bandung, 13 Juli 2023

Pada Kamis, 13 Juli 2023, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Peluang Pemanfaatan Perjanjian Free Trade Agreement (FTA) Indonesia-Korea Selatan dan Indonesia-Pakistan untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia". Pelaksanaan FGD dipimpin dan dimoderatori oleh Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia Bobby Siagian, dengan narasumber Manager Strategic Planning PT Krakatau Steel Agy Yogha Pradana, dan Tenaga Ahli Bidang Implementasi Perjanjian Perdagangan Internasional FTA Center Bandung, Ponirin Sugito.


Pemaparan Tenaga Ahli Bidang Implementasi Perjanjian Perdagangan Internasional FTA Center Bandung, Ponirin Sugito.

Ponirin Sugito menyampaikan paparannya terkait Pemanfaatan Implementasi IK-CEPA dan IP-PTA untuk mendorong peningkatan ekspor Indonesia ke Korea dan Pakistan


Dalam paparannya, Ponirin menyampaikan potensi manfaat nyata yang didapat oleh Indonesia dan pelaku eksportir melalui FTA yaitu, membantu meningkatkan perdagangan dan menjadikan Indonesia tujuan investasi yang lebih menarik bagi eksportir dan importir, dan pemanfaatan FTA akan memungkinkan pembangunan ekonomi Indonesia untuk beralih dari mengekspor produk manufaktur berteknologi rendah dan barang primer ke barang berteknologi tinggi yang lebih kompleks seperti elektronik, mesin, kendaraan, dan peralatan medis.


Melanjutkan terkait penerapan FTA pada kesepakatan perjanjian Indonesia-Pakistan Preferential Trade Arrangement (IP-PTA), Ponirin menjelaskan beberapa keuntungan bagi Indonesia yang diberikan oleh Pakistan yaitu; Pakistan membuka akses pasar untuk 320 produk-produk unggulan Indonesia, dan penghapusan tarif rata-rata sebesar 5.5%. Sementara, beberapa keuntungan yang didapat oleh pihak Pakistan dari Indonesia yaitu Penghapusan tarif rata-rata 5%, dan dibukanya akses pasar bagi 260 produk Pakistan dalam kode harmonized system 2017 (HS 2017).


Pada Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA), salah satu kesepakatan yang telah diimplementasi yaitu eliminasi tarif untuk 92% pos tarif Indonesia dan 95.5% pos tarif Korea yang pada tahun kelima memiliki potensi peningkatan kesejahteraan sebesar USD 21.9 miliar, meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 2.43%, peningkatan ekspor 19.8%, dan impor 13.8%.


Pemaparan Manager Strategic Planning PT Krakatau Steel, Agy Yogha Pradana

Manager Strategic Planning PT Krakatau Steel, Agy Yogha Pradana menyampaikan paparannya terkait Success Story kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan di bidang baja


Agy menyampaikan paparannya terkait success story kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan di bidang baja melalui Posco-Krakatau Steel. Kerja sama antara PT Krakatau Steel (PTKS) dan POSCO dimulai pada 4 Agustus 2010 melalui penandatanganan Joint Venture Agreement dan pendirian PT Krakatau-Posco (PTKP).


Sejak dilakukannya penandatanganan Joint Venture Agreement, beberapa milestones kerja sama PTKS dan POSCO terus berlangsung, yaitu dimulainya produksi baja dengan kapasitas 3 juta ton per tahun oleh PTKP per Juni 2014, penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) untuk transaksi Inkind Hot Strip Mill #2 (HSM#2) dari PTKS kepada PTKP pada 12 Mei 2016, penandatanganan Equity Agreement antara PTKS dan POSCO sebagai tindak lanjut MoA untuk mengimplementasikan transaksi Inkind HSM#2 ke PTKP pada 6 Agustus 2020, peresmian fasilitas HSM#2 oleh Presiden Indonesia Joko Widodo dan produksi pertama 'first coil' HSM#2 pada 21 September 2021, penandatanganan MoU terkait investasi jangka panjang antara PTKS, POSCO, dan BKPM untuk mendukung produksi EV dan pembangunan IKN pada 28 Juli 2022, dan persiapan implementasi rencana pembangunan klaster 10 juta ton tahap dua pada tahun 2023.


Menutup paparannya, Agy menyampaikan latar belakang penandatanganan MoU Rencana Investasi PTKS-Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)-POSCO. Para pihak akan bekerja sama untuk membantu dan mendukung rencana investasi sehubungan dengan proyek-proyek di Indonesia dalam industri baja saat ini yaitu, perluasan kapasitas produksi eksisting dan produksi baja khusus untuk kendaraan atau mobil listrik, dan proyek pembangunan Nusantara, Ibu Kota Baru Indonesia.


Sesi diskusi pada kegiatan FGD


FGD dilanjutkan dengan sesi diskusi antara pembicara dan peserta, dipimpin oleh Asdep Bobby sebagai moderator. Menutup pelaksanaan FGD, Asdep Bobby menyampaikan apresiasinya kepada para narasumber dan mengucapkan terima kasih atas antusiasme serta kehadiran peserta FGD baik dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring).


 

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional

Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia




121 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page